Tuhan itu hanya nama, pengikutnya selalu gagal membuktikan dengan benar tentang kehidupan ini.
Jadilah PEMILIK ALAM SEMESTA INI dalam bidang kehidupan, bukan kekuasaan.
Maka luas alam semesta ini hanya satu telapak tangan saja, bisa kiasan, bisa nyata, tergantung kemampuan diri sendiri, apa ada di tingkat tinggi, menengah.
SANG PENCIPTA selalu memberi cara untuk menjadi pemilik alam semesta ini, ada didalam tubuh setiap manusia, tinggal melatih saja.
Gunakan pedoman hidup MERASAKAN, MELIHAT, BERTEMU dengan OBYEKNYA dimanapun, kapanpun, selalu ada contoh hidup dan jalan hidup setiap detiknya dan selalu sama.
Saya beri contoh, besok saya akan pergi ke suatu tempat, maka saya TIDAK DOA, TAPI memeriksa jalan dan tempat yang akan saya tuju, merasakan aman dijalan dan tempat yang saya tuju, melihat benar aman selamat sampai tujuan, bertemu dengan yang saya mau, dan besok sebelum berangkat saya cek lagi, otak hanya untuk akuratnya saja, bukan untuk kerja, itulah teknologi kehidupan yang manusia miliki untuk hidup. Bila ada hal hal yang dirasa janggal maka akan ada tanda dan peringatan dini, binatang saja punya kenapa ngaku manusia tidak memiliki peringatan dini. ITU akibat akal akalan yang ngaku ngaku manusia.
Di P. Jawa dan Bali hanya ada 5 orang yang mampu tahu akan diri sendiri sebagai manusia.
TUHAN mulai terkenal setelah Yesus meninggal, kalo level tertinggi yang menciptakan ya SANG PENCIPTA, jangan akal akalan membuat nama, tapi buta akan diri sendiri sebagai dasar kehidupan. Apa gunanya kalo memang ga ada caranya diikuti dan modalnya hanya tulisan saja, sedang hidup yang benar selalu bermodal kemampuan. Kemampuan yang didiamkan tentu akan semakin menurun dan selalu menuju kematian, inilah fakta cara kegagalan kelompok.
Bukan manusia yang menjelma, tetapi Tuhan yang menjelma.
Sebenarnya kurang tepat juga kalau dikatakan Tuhan menjelma. karena Tuhan tidak kelihatan. Tetapi keterbatasan tulisan tidak bisa mengungkapkan 100 % maksud si penulis Injil. Maka itu harus ada tafsir.
Alquran yang katanya 100 % wahyu Allah-pun, Allah tidak bisa mengungkapkan 100 % maksud2Nya kedalam sebuah tulisan (ayat2), makanya perlu tafsir.
Allah menjadi manusia, yang dimaksud adalah bahwa didalam manusia tsb bersemayam (Roh) Allah.
Manusianya sendiri 100 % manusia. Dia dilahirkan bukan dijadikan.
Berbicara mengenai Allah, tidak bisa disamakan seperti halnya kepompong ulat jadi kupu2. Kepompongnya hilang trus yang ada tinggal kupu2. Allah tidak ada persamaannya, makanya meskipun Allah bersemayam dalam diri Yesus, di surga juga tetap ada Allah.
Answers & Comments
Verified answer
Tuhan itu hanya nama, pengikutnya selalu gagal membuktikan dengan benar tentang kehidupan ini.
Jadilah PEMILIK ALAM SEMESTA INI dalam bidang kehidupan, bukan kekuasaan.
Maka luas alam semesta ini hanya satu telapak tangan saja, bisa kiasan, bisa nyata, tergantung kemampuan diri sendiri, apa ada di tingkat tinggi, menengah.
SANG PENCIPTA selalu memberi cara untuk menjadi pemilik alam semesta ini, ada didalam tubuh setiap manusia, tinggal melatih saja.
Gunakan pedoman hidup MERASAKAN, MELIHAT, BERTEMU dengan OBYEKNYA dimanapun, kapanpun, selalu ada contoh hidup dan jalan hidup setiap detiknya dan selalu sama.
Saya beri contoh, besok saya akan pergi ke suatu tempat, maka saya TIDAK DOA, TAPI memeriksa jalan dan tempat yang akan saya tuju, merasakan aman dijalan dan tempat yang saya tuju, melihat benar aman selamat sampai tujuan, bertemu dengan yang saya mau, dan besok sebelum berangkat saya cek lagi, otak hanya untuk akuratnya saja, bukan untuk kerja, itulah teknologi kehidupan yang manusia miliki untuk hidup. Bila ada hal hal yang dirasa janggal maka akan ada tanda dan peringatan dini, binatang saja punya kenapa ngaku manusia tidak memiliki peringatan dini. ITU akibat akal akalan yang ngaku ngaku manusia.
Di P. Jawa dan Bali hanya ada 5 orang yang mampu tahu akan diri sendiri sebagai manusia.
TUHAN mulai terkenal setelah Yesus meninggal, kalo level tertinggi yang menciptakan ya SANG PENCIPTA, jangan akal akalan membuat nama, tapi buta akan diri sendiri sebagai dasar kehidupan. Apa gunanya kalo memang ga ada caranya diikuti dan modalnya hanya tulisan saja, sedang hidup yang benar selalu bermodal kemampuan. Kemampuan yang didiamkan tentu akan semakin menurun dan selalu menuju kematian, inilah fakta cara kegagalan kelompok.
kata opo tumon
yesus didunia
Tuhan di surga
lha firmannya ke mana?di awang awang
khan trinitas.
Bukan manusia yang menjelma, tetapi Tuhan yang menjelma.
Sebenarnya kurang tepat juga kalau dikatakan Tuhan menjelma. karena Tuhan tidak kelihatan. Tetapi keterbatasan tulisan tidak bisa mengungkapkan 100 % maksud si penulis Injil. Maka itu harus ada tafsir.
Alquran yang katanya 100 % wahyu Allah-pun, Allah tidak bisa mengungkapkan 100 % maksud2Nya kedalam sebuah tulisan (ayat2), makanya perlu tafsir.
Allah menjadi manusia, yang dimaksud adalah bahwa didalam manusia tsb bersemayam (Roh) Allah.
Manusianya sendiri 100 % manusia. Dia dilahirkan bukan dijadikan.
Berbicara mengenai Allah, tidak bisa disamakan seperti halnya kepompong ulat jadi kupu2. Kepompongnya hilang trus yang ada tinggal kupu2. Allah tidak ada persamaannya, makanya meskipun Allah bersemayam dalam diri Yesus, di surga juga tetap ada Allah.
anak smp belagu